04 January 2009

BEBERAPA PERUSAHAAN BERMINAT MENERAPKAN TEKNOLOGI RISHA


Dalam upaya program pemulihan keadaan perumahan di NAD dan Sumut, beberapa pihak telah menyatakan minat untuk menerapkan Teknologi Rumah Sederhana Sehat (RSH) Sistem RISHA. Bentuk minat tersebut antara lain memproduksi komponen bangunan, membangun rumah/merakit komponen di lapangan, maupun menyumbang dalam bentuk rumah. Beberapa perusahaan seperti PT. Amarta Karya, PT.Waskita Karya, PT Wijaya Karya, PT. Nindya Karya (4 BUMN) serta perusahaan swasta seperti PT.Surindo Andalan, PT. KCN Nusantara, Koperasi “Dharma Sarana”, PT. Titis Sampurna, PT. Katama Suryabumi, PT. Kesatuan Famili Banyu Ayu tertarik untuk memproduksi komponen bangunan RISHA. Demikian press release yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Balitbang Departemen PU.

Keunggulan Sistem RISHA ini dapat dilakukan kelompok kecil dan menengah (UKM), dapat dibangun dilahan terbatas, konstruksi bangunan dapat dibongkar pasang dengan cepat. Perum Perumnas dalam rills resminya merencanakan menggunakan RISHA untuk membangun 7.000 unit rumah di Aceh. Pihak Balitbang Departemen Kesehatan tertarik menggunakan teknologi RISHA untuk membangun Puskesmas di Aceh. Dalam bentuk donasi rumah, PT.Danayasa Arthatama (Group Artha Graha) dan Pos Keadilan Perduli Umat (PKPU) telah pula menyatakan minatnya untuk menyumbang masing-masing 1.000 unit untuk Aceh.

Dengan adanya bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Alor, Nabire, NAD dan sebagian Sumatra Utara, maka Teknologi Rumah Sederhana Sehat (RSH) Sistem Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang dikembangkan oleh Puslitbang Permukiman dapat digunakan/ diterapkan dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan pasca bencana tersebut. Kantor Negara Perumahan Rakyat telah memprogramkan permbangunan kembali lebih dari 100.000 unit rumah di NAD dan sebagian Sumatra Utara yang kemungkinan besar menggunakan teknologi RSH Sistem RISHA. Adapun penerapan teknologi RSH Sistem RISHA adalah tersedianya rumah bagi korban bencana dalam waktu singkat dan berkualitas baik bahan bangunan maupun usia bangunan.

Hasil diskusi antara Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Puslitbang Permukiman, Balitbang, Departemen PU di Jakarta pada 10 Januari 2005 lalu dan dari hasil kajian tim Puslitbang Permukiman menunjukkan bahwa Teknologi Rumah Sederhana Sehat (RSH) Sistem RISHA dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan pemulihan kondisi perumahan di NAD, sebagian Sumatra Utara, Alor, dan Nabire.

Berbagai bentuk pemanfaatan tersebut yang menjadi keunggulan adalah :

1. Teknologi RSH sistem RISHA dapat dibuat rumah semipermanen. Bila lokasi telah dapat ditentukan , rumah tersebut dapat dibongkar dan dipindahkan ke lokasi yang lebih sesuai menjadi rumah permanen. Usia bangunan dapat mencapai 50 tahun seperti dipersyaratkan dalam UUBG.

2. Sistem struktur dan konstruksinya memungkinkan RISHA dibangun menjadi rumah panggung atau rumah setengah panggung. Kreatifitas desain dari sifat modularnya sangat fleksibel.

3. Teknologi RSH Sistem RISHA dapat dimanfaatkan untuk bangunan rumah, sarana ibadah, sarana kesehatan serta sarana pemerintahan dalam skala kecil.

4. Sistem struktur dan konstruksi beton bertulang, sehingga mengatasi kelangkaan bahan kayu yang selama ini digunakan untuk rumah di NAD dan sebagian Sumatra Utara.

5. Wilayah sekitar NAD dan Sumatra Utara berada di zonasi gempa 4-5, sehingga rumah tahan gempa direkomendasikan oleh Puslitbang Permukiman dan Teknologi RSH Sistem RISHA adalah salah satu opsinya. (puskim/ind)

Pusdatin

180105


Sumber : http://www.kimpraswil.go.id/index.asp?link=Humas/news2003/ppw180105il.htm

No comments:

Post a Comment