04 January 2009

PEMDA YOGYA JAJAKI KERJASAMA DENGAN LITBANG PUSKIM PU


Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubowono X beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puskim), Deparemen Pekerjaan Umum di Bandung, Jawa Barat Rabu (21/3). Kehadiran rombongan Gubernur DIY itu diterima Sekjen Derpartemen PU, Roestam Sjarief dan Kepala Balitbang PU, Basuki Hadi Muljono serta Kepala Puskim, Bandung, Nana Terangna Ginting. Kedatangan Gubernur DIY ke Pusat Penelitian Permukiman (Puskim) kemarin adalah untuk melihat secara langsung produk-produk Puskim yang kemungkinan bisa diterapkan untuk membangun kembali infrastruktur Yogya yang hancur akibat gempa tahun lalu.

Turut serta dalam rombongan Gubernur DIY diantaranya Bupati Kulon Progo, Bupati Sleman, Bupati Bantul, Bupati Gunung Kidul, Walikota dan Ketua DPRD serta Kepala Bapedalda. Dalam keterangannya Sri Sultan menyatakan selama di Bandung selain ke Puskim PU juga akan melakukan kunjungan ke Kampus ITB untuk memperoleh gambaran teknologi dan bahan material yang cocok untuk membangun fasilitas publik yang belum sempat dibangun pasca Gempa Yogya. “Kami akan menjajaki kemungkinan potensi yang ada di Litbang PU untuk diterapkan di DIY yang sebagian wilayahnya rentan terhadap gempa,”tegas Gubernur DIY.


Diakui Sri Sultan, pihaknya memang berharap memperoleh bahan material yang ringan untuk mengantisipasi besarnya kerugian yang timbul akibat gempa. Dijelaskan, saat wilayahnya ditimpa gempa pihaknya tidak ada pilihan, keculai segera membangun kembali fasilitas publik dan rumah-rumah warga yang hancur dengan material yang ada. “Semua itu kami lakukan karena terpaksa sehingga mereka (masyarakat) menikmati fasilitas apa adanya seperti sebelum terjadi gempa,” tambahnya.

Gubernur DIY dalam kunjungannya ke Puskim juga berharap mendapatkan teknologi dibidang air bersih. Diakui Sri Sultan, pihaknya telah mendapat bantuan material dari pemerintah Jepang, setelah Jepang mengirimkan utusannya untuk melakukan studi pasca gempa tahun lalu. Terkait dengan masalah itu, pihaknya berharap kepada Balitbang PU dan Tim Studi dari Jepang mendapatkan rekomendasi terkait pemetaan wilayah yang dinilai paling berpotensi rawan gempa. Atas dasar itu pihaknya dapat mengambil langkah regulasi terhadap kebijakan pemda di masa depan. “Dengan begitu kami bisa ketat dalam pemberian izin membangun di wilayah itu ”gubernur DIY.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Departemen PU, Restam Sjarif menyambut baik upaya yang akan dilakukan Pemda DIY khususnya dalam memanfaatkan berbagai teknologi karya Litbang PU yang telah diuji coba. Namun demikian Roestam mengingatkan Pemda DIY tidak terpaku dengan teknologi hasil terapan Litbang PU itu. “Kami tidak menjamin sepenuhnya teknologi ini mengingat sifatnya hanya meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh gempa,” tegas Sekjen PU.

Menurut Roestam, efektivitas dan efisiensi pembangunan infrastruktur dapat diperoleh melalui penerapan teknologi yang tahan bencana dan juga Norma Stadar Pedoman Manual (NSPM) yang konsisten. Beberapa teknologi yang telah kami terapkan pasca gempa Yogya antara lain Terowongan di Piyungan, Bantul, Penerapan Rumah Instan (RISHA), di Kulon Progo dan rumah tahan gempa. Pada kesempatan itu, Roestam Sjarif juga memperkenalkan kepada Gubernur DIY teknologi tanam padi hemat air dan pembuangan limbah untuk bahan bangunan yang telah memenuhi syarat teknis dan kesehatan. ”Kami harapkan karya kami dapat dikembangkan untuk kemakmuran bersama, ”ujar pintanya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbag) Departemen PU, Basuki Hadi Muljono memaparkan, temuan tekonologi konstruksi untuk bangunan bertingkat yang diberi nama C-PLUS. Menurut Basuki, teknologi ini dapat diaplikasikan untuk bangunan gedung bertingkat sekaligus tahan gempa. Dikatakan, para kontraktor bangunan dapat membangun gedung bertingkat dengan waktu yang lebih pendek. "Teknologi kami hanya butuh waktu 3-4 bulan untuk membangun gedung tingkat lima. Basuki menegaskan, konstruksi ini dapat dikembangkan untuk membangun rusun diperkotaan termasuk di DIY. "Kami telah mengaplikasikannya di Cigugur-Cimahi," tegas Kepala Balitbang PU, sambil memperkenalkan teknologi lainnya seperti Risha, pengolah limbah dengan Sistem Biofiltr, Pengolahan Sampah dengan komposer, dan teknologi Sistem Padi SRI yang telah dicoba di Sleman. (Sony)

Pusat Komunikasi Publik
230307

Sumber : http://www.kimpraswil.go.id/index.asp?link=Humas/news2003/ppw220307soni.htm

No comments:

Post a Comment