04 January 2009

Perlu Percepatan Kebijakan Rumah 'Knock Down' di Aceh

JAKARTA (Ant): Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan khusus dalam percepatan pengadaan rumah knock down (bongkar pasang) yang menjadi pesanan donatur bagi korban tsunami di Aceh.

"Perlu kebijakan khusus agar kapasitas produksi yang ada dapat ditingkatkan dalam rangka percepatan," kata salah satu penemu teknologi Risha dari Puslitbang Permukiman (Puskim), Arief Sabaruddin, saat dihubungi di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Arief, kapasitas produksi dari 10 perusahaan produsen rumah knock down atau diistilahkan sebagai rumah inti sederhana sehat (risha) masing-masing hanya 2 unit per hari, sehingga dalam seminggu hanya tercapai 600 unit.

Padahal, kata dia, dalam memenuhi target 11.000 unit bagi korban tsunami di Aceh, dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi 5--6 unit per hari untuk memenuhi pesanan pada tahun ini.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi, tentunya dibutuhkan investasi baru yang dipergunakan untuk pembelian bahan, alat cetak, serta keperluan lain. Terkait hal itu, sejumlah perusahaan mengkhawatirkan kelanjutan usaha tersebut.

Mereka, menurut Arief, menginginkan kelanjutan usaha (sustainable) setelah pengadaan rumah untuk Aceh selesai. Terkait hal itu, dibutuhkan kebijakan pemerintah adanya jaminan kontrak untuk 1.000 unit rumah lagi atau 100 unit per perusahaan.

Jika kepastian jaminan kelanjutan produksi itu bisa dilaksanakan, mereka baru bersedia menambah kapasitasnya. Sebab, mereka juga harus memperhitungkan agar investasi yang ditanamkan dapat memberikan keuntungan.

"Mungkin kebijakan itu bisa melalui menteri negara perumahan rakyat (menpera) atau menteri koperasi dan UKM. Dengan demikian, perusahaan yang sudah siap memproduksi risha itu tetap berlanjut," katanya.

Arief menyatakan keyakinannya, peluang produksi untuk risha cukup besar. Sebab, pihaknya kini sudah mengantongi banyak permintaan rumah berteknologi risha setelah dipromosikan melalui media massa serta pameran. n E-1
PENGEMBANGAN RISHA (RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT) DI NTB & NTT oleh LOKA TEKNOLOGI PERMUKIMAN DENPASAR
Model RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT (RISHA) merupakan suatu inovasi teknologi yang telah dikembangkan dan dipatenkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Permukiman, Balitbang, Departemen Pekerjaan Umum dalam mendukung operasionalisasi Kepmen KIMPRASWIL No. 403 / 2002 tentang Rumah Sederhana Sehat sekaligus menunjang akselerasi Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNPSR).
Sebagai bagian dari penyebarluasan, pengkajian dan penerapan teknologi RISHA-PUSKIM ke seluruh Indonesia, maka Teknologi RISHA-PUSKIM tidak hanya diaplikasikan di daerah bencana, tetapi juga dilakukan di daerah lainnya.

Setelah pada tahun 2005 Loka Teknologi Permukiman Denpasar di bawah naungan Puslitbang Pemukiman, Balitbang, Dep. PU membangun RSH sistem RISHA-Puskim T-36 bernuansa Tradisional Bali yang akan menjadi rumah contoh/model, maka pada tahun 2006 akan membangun masing-masing 1 (satu) unit RSH sistem RISHA-Puskim T-36 bernuansa Tradisional Lombok di Desa Akar-akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Barat dan RSH sistem RISHA-Puskim T-36 bernuansa Tradisional Timor di Kantor Dinas PU NTT di Kupang.

RISHA-Puskim Bernuansa Tradisional Mendukung Upaya Meng-Indonesia-kan RISHA
Menurut Ir. Iwan Suprijanto, MT.Ars, MM selaku Kepala Loka Teknologi Permukiman Denpasar, pengembangan RISHA-Puskim Bernuansa Tradisional merupakan salah satu upaya menjadikan teknologi RISHA sebagai salah satu alternatif solusi rumah murah, tahan gempa dan mampu mengakomodasi unsur lokal yang berjati diri.
Dalam pembangunan RSH sistem RISHA-Puskim T-36 bernuansa Tradisional Lombok, rumah contoh ini juga dirancang menggunakan beberapa konsep tradisional lokal dan memanfaatkan beberapa bahan bangunan lokal dan alternatif. Bahan bangunan lokal yang akan digunakan adalah batu apung dan anyaman bambu untuk panel dinding dan kayu lokal.
Rumah contoh tersebut juga akan dilengkapi dengan taman dan komposter skala rumah tangga di bagian luar dan perabot lengkap, sehingga tampak sebagai bangunan siap huni. Selain sebagai rumah contoh, bangunan ini juga digunakan sebagai Warintek (Warung Informasi Teknologi) Bidang Permukiman, yang dikelola Loka Teknologi Permukiman Denpasar bekerjasama dengan Sub Dinas Permukiman & Perkotaan Propinsi NTB.

Sedangkan dalam pembangunan RSH sistem RISHA-Puskim T-36 bernuansa Tradisional Timor, rumah contoh ini juga dirancang menggunakan beberapa konsep tradisional lokal dan memanfaatkan beberapa bahan bangunan lokal dan alternatif. Selain sebagai rumah contoh, bangunan ini juga digunakan sebagai Warintek (Warung Informasi Teknologi) Bidang Permukiman, yang dikelola Loka Teknologi Permukiman Denpasar bekerjasama dengan Sub Dinas Permukiman & Tata Ruang Propinsi NTT.

Warintek Loka Teknologi Permukiman Denpasar sebagai embrio Revitalisasi BIC
Menindaklanjuti arahan Bapak Menteri PU dalam Raker PU 2005 lalu, dimana dipandang perlu untuk merevitalisasi BIC-BIC di daerah, maka Loka Teknologi Permukiman Denpasar yang memiliki wilayah kerja di Propinsi Bali, NTB dan NTT sejak tahun 2005 telah mengembangkan Warintek (Warung Informasi Teknologi) Bidang Permukiman sekaligus sebagai sebagai “ETALASE” teknologi, jasa dan NSPM hasil litbang untuk kepentingan publik.

(Sumber : Ir. Iwan Suprijanto, MT.Ars, MM-Loka Teknologi Permukiman Denpasar)

No comments:

Post a Comment